Kamis, 24 Oktober 2013

The Ugly Truth

(www.impawards.com)




Cinta, merupakan sebuah topik yang tidak akan pernah habis untuk di bahas karena akan selalu menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru didalamnya karena memang ada banyak hal turunan yang terdapat didalam cinta, dan tidak sedikit yang menjadi bodoh karenanya. Padahal manusia juga sudah mempunyai seperangkat pengetahuan yang bisa membedakan antara mana hal yang benar
dan salah, juga mana hal baik dan buruk. Namun terkadang penilaian ini hanya bisa dilakukan oleh orang lain yang

melihat kita. Orang lain yang mampu memberikan penilaian secara objektif dan tuntas serta pihak lain yang melakukan penilaian. Dan hal ini adalah pengetahuan yang disebut dengan filsafat.
Filsafat ini juga berhubungan dengan kehidupan sehari-hari kita walau terkadang banyak yang tidak menyadari hal itu, salah satunya adalah cinta. Kata filsafat sendiri berasal dari bahasa Yunani, philosophia: philein artinya cinta, atau mencintai, philos: pecinta, dan sophia kebijaksanaan atau hikmat. Jadi filsafat dapat diartikan sebagai cinta akan kebijaksanaan. Sedangkan cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh.
Dalam percintaan, pasti ada hubungan yang lambat laun akan terjalin, apapun bentuknya, apapun keadaannya, dan apapun dasarnya. Dan dalam hal ini, ada sedikit pemahaman yang muncul di masyarakat khususnya dikalangan para remaja dewasa ini yang mengatakan bahwa hal mendasar yang menjadi pondasi utama dalam menjalin suatu hubungan antara pria dan wanita adalah : berbeda. Namun, bukan berarti tak bisa disatukan, tentu saja dalam perbedaan yang positif karena sesungguhnya, justru perbedaan itu lah yang membuat mereka saling melengkapi. Sejak kecil, kita sudah diajarkan untuk mengenal cinta, walapun penerapannya berbeda setelah kita menginjak dewasa. Itulah sebabnya, mengapa pengertian cinta antara pria dan wanita, pada akhirnya juga berubah dan berbeda. Nah, seperti apakah perbedaan cinta itu di mata pria dan wanita?
Salah satu tanda cinta bagi wanita adalah perhatian. Kita senang memberi sekaligus menerima perhatian. Sekecil apa pun perhatian yang diberikan pasangan, kita akan merasa istimewa dan dicintai. Sementara untuk para pria, perhatian adalah kepercayaan. Pria menganggap jika pasangan yang dicintainya memberikan kepercayaan penuh padanya, itu berarti sang kekasih meyakini bahwa ia telah melakukan yang terbaik bagi mereka berdua. Para pria tak suka dibanjiri SMS seperti yang dilakukan wanita, contoh: “kamu dimana?lagi apa?sama siapa?”. Untuk sebagian pria hal ini menunjukkan kita tidak mempercayainya.

Wanita akan merasa dihormati bila pria menanggapi dengan mengakui dan mengutamakan hak-hak, mempertimbangkan pikiran-pikiran dan perasaan wanita, maka wanita akan merasa senang dan dihormati. Sedangkan bagi pria, penghargaan atau dihargai merupakan reaksi alami terhadap perasaan didukung. Jika usahanya dihargai, pria akan tahu bahwa usahanya tidak sia-sia. Ketika sedang jatuh cinta kita selalu ingin pasangan berada di sisi kita. Ini menandakan kita memang sangat menginginkan dan mengagungkan kesetiaan. Dan kaum pria akan merasa bila si pasangan mengagumi dan menghormati hak-haknya, maka dengan ikhlas ia akan membaktikan diri (setia). Dan pada hal-hal tertentu wanita mengaharapkan ketegasan dari sang pria, sedangkan pria pun mengharapkan persetujuan dari sang wanita, tentunya juga dalam hal-hal tertentu.
Namun disisi lain, ada perbedaan yang mungkin sudah menjadi suatu prinsip bagi beberapa orang. Perbedaan yang tidak dapat disatukan karena memang bertolak belakang. Dalam hal ini adalah motivasi bagi para pria yang menjalin hubungan adalah untuk mendapatkan kepuasan lahiriah semata, sedangkan wanita memiliki motivasi utama materi.
Benarkah?

Cinta dan nafsu pada hakikatnya bukanlah suatu hal yang sama, walaupun dalam kenyataannya memiliki pembatas tipis didalamnya. Cinta termasuk dalam wilayah rasa, yang kadang naik dan turun tanpa dapat kita kendalikan, sedangkan nafsu (dalam hal ini adalah sex) adalah sesuatu yang nyata dan bisa dipelajari dengan logika. Dan logikanya, jika memang benar motivasi pria dalam cinta adalah nafsu, maka semakin menarik si wanita maka akan semakin besar juga cinta si pria kepadanya, dan hanya akan bertahan sampai ke-menarik-an itu ada. Dan hal ini jelas merugikan pihak wanita. Namun, jika benar wanita pun melandaskan cintanya akan materi, tentunya akan terjadi hal sebaliknya.

Sekali lagi, cinta bukanlah nafsu birahi yang dibungkus dengan rasa kasih sayang palsu. Cinta sudah memiliki ranahnya sendiri sebagaimana nafsu yang juga memiliki batasannya. Jadi, masih adakah cinta sejati di antara pria dan wanita yang menuntut pengabdian tanpa syarat untuk bisa mendapatkannya??
Hal yang hampir mustahil terjadi di masa ini, mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar