Kamis, 24 Oktober 2013

Posisi Agama Dalam Studi Hubungan Internasional

www.rug.nl


Selama perkembangannya, Teori-teori dalam Hubungan Internasional (THI) telah menempatkan agama pada titik "marginal" oleh THI Mainstream sekuler seperti positivisme, dan post-positivisme. Namun, dalam ranah tertentu, kebangkitan tradisi agama juga memberikan pencerahan dalam menyikapi konteks hubungan internasional, politik dunia, dan refleksi mendalam tentang perkembangan keilmuan studi Hubungan Internasional.

Jonathan Fox dan Shmuel Sandler mengatakan dalam bukunya yang berjudul “Bringing Religion Into International Relations”, bahwa agama pada hakikatnya memang memiliki peranan penting dalam studi kajian hubungan internasional. Mereka juga mengatakan bahwa meskipun agama bukanlah sebagai kekuatan yang utama dalam hubungan inetrnasional, namun Legitimasi agama terkadang mempengaruhi para pembuat kebijakan dalam interaksi mereka dalam politik dunia internasional.

Didalam Islam contohnya, salah satu konsep yang ada didalamnya adalah mengedepankan sebuah kerjasama antar umat manusia di bumi ini, dimana setiap umat muslim diwajibkan untuk bekerjasama dan bergotong-royong dalam membina suatu hubungan dan menyelesaikan suatu masalah antar umat.
Hal-hal seperti ini sangatlah berpengaruh terhadap konsep atau teori-teori yang ada dan bahkan mungkin yang baru diteliti dan berusaha dikembangkan demi kepentingan-kepentingan yang ada dalam Hubungan Internasional. sebagai contoh lainnya, mari kita lihat kepada paham Liberalis, di mana paham Liberalis ini sangat mengutamakan kerjasama yang baik antar negara maupun actor non-negara dalam membina hubungannya dan menyelesaikan suatu masalah internasional. Kontribusi agama dalam menentukan konsep hubungan internasional adalah bahwa, agama tidak hanya semata-mata mengajarkan nilai-nilai kebaikan yang sifatnya universal, tapi agama juga mengajarkan perdamaian yang abadi.

Bagaimana fenomena agama seperti konflik antaragama dalam suatu negara hingga yang bersifat lintas batas sehingga dapat menjadi isu global, serta isu-isu seperti hak asasi manusia dan lainnya yang juga berkaitan dengan agama. Dari contoh ini terlihat bahwa agama memiliki tempat sendiri dalam hubungan internasional.  Selain itu, buku ini juga membahas mengenai benturan peradaban (clash of civilization) yang dikemukakan oleh Samuel Huntington. Dan bagaimana hal tersebut dapat menyentuh langsung pada peran agama dalam hubungannya di kancah internasional, seperti disinggungnya konflik Israel dan Palestina yang dinilai masyarakat internasional sebagai konflik yang melibatkan dua kepercayaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar