www.rug.nl |
Selama perkembangannya, Teori-teori dalam Hubungan Internasional (THI) telah menempatkan agama pada titik "marginal" oleh THI Mainstream sekuler seperti positivisme, dan post-positivisme. Namun, dalam ranah tertentu, kebangkitan tradisi agama juga memberikan pencerahan dalam menyikapi konteks hubungan internasional, politik dunia, dan refleksi mendalam tentang perkembangan keilmuan studi Hubungan Internasional.
Jonathan Fox dan Shmuel Sandler mengatakan dalam bukunya yang berjudul “Bringing Religion Into International Relations”,
bahwa agama pada hakikatnya memang memiliki peranan penting dalam studi
kajian hubungan internasional. Mereka juga mengatakan bahwa meskipun
agama bukanlah sebagai kekuatan yang utama dalam hubungan inetrnasional,
namun Legitimasi agama terkadang mempengaruhi para pembuat kebijakan
dalam interaksi mereka dalam politik dunia internasional.
Didalam Islam contohnya, salah satu konsep yang ada didalamnya adalah
mengedepankan sebuah kerjasama antar umat manusia di bumi ini, dimana
setiap umat muslim diwajibkan untuk bekerjasama dan bergotong-royong
dalam membina suatu hubungan dan menyelesaikan suatu masalah antar umat.
Hal-hal seperti ini sangatlah berpengaruh terhadap konsep atau
teori-teori yang ada dan bahkan mungkin yang baru diteliti dan berusaha
dikembangkan demi kepentingan-kepentingan yang ada dalam Hubungan
Internasional. sebagai contoh lainnya, mari kita lihat kepada paham
Liberalis, di mana paham Liberalis ini sangat mengutamakan kerjasama
yang baik antar negara maupun actor non-negara dalam membina hubungannya
dan menyelesaikan suatu masalah internasional. Kontribusi agama dalam
menentukan konsep hubungan internasional adalah bahwa, agama tidak hanya
semata-mata mengajarkan nilai-nilai kebaikan yang sifatnya universal,
tapi agama juga mengajarkan perdamaian yang abadi.
Bagaimana fenomena agama seperti konflik antaragama dalam suatu
negara hingga yang bersifat lintas batas sehingga dapat menjadi isu
global, serta isu-isu seperti hak asasi manusia dan lainnya yang juga
berkaitan dengan agama. Dari contoh ini terlihat bahwa agama memiliki
tempat sendiri dalam hubungan internasional. Selain itu, buku ini juga
membahas mengenai benturan peradaban (clash of civilization)
yang dikemukakan oleh Samuel Huntington. Dan bagaimana hal tersebut
dapat menyentuh langsung pada peran agama dalam hubungannya di kancah
internasional, seperti disinggungnya konflik Israel dan Palestina yang
dinilai masyarakat internasional sebagai konflik yang melibatkan dua kepercayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar