Senin, 10 Februari 2014

Camkanlah..


  
Inggit Garnasih (indonesiasetara.org)

"Camkanlah, suamiku menghargai aku karena aku mencintainya, karena aku tidak memberikan pendapat-pendapat yang berbelit, karena aku menunggunya, mendorongnya, dan memujanya.
semua itu adalah benar. Aku memberikan segala sesuatu kepadanya. Segala sesuatu yang menurutnya tidak bisa diberikan oleh buku, dan orang lain. Aku memberikan cinta, kehangatan, hormat, ketulusan. Aku tenggelamkan diriku pribadi, aku hilangkan kepentinganku sendiri. 
Aku mengabdinya. 

Benar, aku memberikan segala yang diperlukannya kepadanya, yang dikatakannya sendiri tidak dapat diperolehnya semenjak ia meninggalkan rumah ibunya.
Ia senang dengan diriku, dengan sikapku, dengan pelayananku. Aku perempuan yang sangat diharpkannya dengan perasaan berahinya. Pendeknya, secara diam-diam aku dipujinya, dan perasaannya itu sekalli-sekali dinyatakan di depanku. Itu cetusan perasaan seorang laki-laki yang pernah aku manjakan dan tahu membalas budi dalam ucapan.

Aku tahu pikiran suamiku darinya sendiri bahwa kebahagiaan dalam perkawinan baru akan tercapai apabila si istri merupakan perpaduan dari seorang ibu, kekasih, dan seorang kawan.
Kusno (Nama Sukarno sewaktu kecil) pun ingin diibui oleh teman hidupnya. Kalau pilek, ia ingin makan-makanan kesuakannya yang aku masak sendiri. Kalalu kancing bajunya lepas, ia ingin aku yang memasang kancing itu kembali.


Ia memerlukan hati yang lembut dan dorongan yang besar dan mulia, terutama yang keluar dari hati seorang wanita.
Itu semua aku camkan dalam hatiku."

Inggit Garnasih, 

Inggit dan Sukarno (indonesiasetara.org)

Oleh Ramadhan K. H dalam Soekarno: Kuantar ke Gerbang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar