SUMBA TIMUR, KOMPAS.com — Paji Djera (26), warga Desa Kilimbatu, Kecamatan Pandawai, Sumba Timur, terpaksa melahirkan di toilet Puskesmas Kawangu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ini terjadi lantaran dokter dan petugas medis dikabarkan ikut dalam aksi demo solidaritas atas penahanan dr Ayu, dokter di Manado.
mokezone.com |
Solopos.com, KARANGANYAR — Pelayanan pasien di RSUD Karanganyar kembali normal pascademo yang dilakukan para dokter di Karanganyar. Tak ada pasien yang terlantar karena pelayanan pengobatan dibuka seperti hari biasa. Direktur RSUD Karanganyar, G. Maryadi, mengatakan pelayanan pasien di poliklinik berjalan seperti hari biasa. Pendaftaran pasien dibuka mulai pukul 08.00 WIB. Tak ada lagi pasien yang terlantar karena para dokter telah bekerja kembali. “Pelayanan normal seperti hari biasa, tak ada masalah. Kemarin Rabu (27/11/2013), pelayanan agak terganggu tapi siang hari sudah normal kembali,” kata dia, Kamis siang.
kab.karanganyar.go.id |
KUDUS - Aksi solidaritas ratusan dokter di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menolak kriminalisasi terhadap dr Ayu, dibubarkan Wakil Bupati Kudus, Abdul Hamid. Dampak dokter tidak memberikan pelayanan kesehatan, seorang pasien meninggal dan ibu yang akan melahirkan terpaksa pulang untuk mencari dukun beranak.
news.liputan6.com |
"Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang berhormat dan bermoral tinggi, sesuai dengan martabat pekerjaan saya"
Seperti yang diberitakan dalam beberapa media cetak, online, dan televisi. Banyak dokter yang mengikuti aksi solidaritas untuk rekan sesama mereka yang terjerat kasus Malpraktek, di Manado, Sulawesi Utara. Mereka yang berunjuk rasa menuntut keadilan bagi Dr. Ayu dan rekan-rekannya yang terlibat dalam tuduhan kasus yang sama.
Di Solo, Jakarta, Sumbawa, Kudus, dan beberapa kota lainnya hampir dalam waktu yang bersamaan para dokter melakukan aksi yang disebut dengan "Aksi Solidaritas Nasional" untuk mendukung dan menuntut pembebasan bagi rekan seprofesi mereka yang ditahan di Rumah Tahanan Malendeng, Manado, Sulawesi Utara.
Aksi ini memang terlihat menunjukan solidaritas nasional yang sangat solid diantara para dokter tersebut. Tapi apakah terpikirkan dipihak lainnya banyak pasien yang terlantar akibat aksi yang mereka lakukan. Tidak ada satu hari liburpun bagi seorang dokter, bukan?
Jangan biarkan profesi mulia tersebut menjadi ternoda akibat kelalaian mereka sendiri. Tidak adakah cara lain untuk mendukung rekan sesama profesi mereka selain menjadi pedemo dan mengatakan "Maaf, hari ini pelayanan Dokter TUTUP...".
Tidak semestinya para dokter itu menelantarkan pasien-pasiennya dalam hal ini. Banyak jalan yang bisa dilakukan untuk membuktikan sebuah keadilan.
Dalam salah satu berita yang ditulis dalam Solopos.com. Terdapat Rumah sakit di Karanganyar yang hanya melakukan demo pada pagi hari, dan membuka kembali praktek dokternya ketika demo itu selesai di siang harinya. Meskipun tetap tidak menyetujui demo para dokter tersebut, tapi ini masih lebih baik jika harus meliburkan diri dalam satu atau beberapa hari lamanya. Betapa banyaknya jumlah pasien yang terlantar jika lebih dari puluhan dokter melakukan mogok kerja hanya dalam satu hari saja, dan bayangkan berapa jumlah nyawa dan pasien yang akan terselamatkan dan terobati jika satu hari demo itu tidak terjadi?.
Saat harga diri sebuah profesi dirasa terhina akibat suatu tuduhan, bukankah alangkah baiknya jika bentuk protes itu dilakukan tanpa merugikan pihak lain. Pihak yang seharusnya justru menjadi prioritas pekerjaan. Pihak yang menjadi alasan adanya Sumpah dalam profesi, pihak yang menjadi alasan untuk memilih profesi tersebut, untuk menolong sesama tanpa pamrih.
dokteranakonline.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar