Jumat, 14 Februari 2014

Jatinangor

Hai,Jatinangor..
Hmm.. Kangennya masa kuliah dulu. Riuh rendah animo mahasiswa baru yang masih bersemangat untuk menuntut ilmu.
Jalanan lapang berdebu, semilir angin kaki Gunung Geulis yang sejuk, dingin, menerpa wajahku.
Aku pamit Jatinangor, aku akan merindukan setiap detikku bersamamu. Merindukan setiap kesunyianmu yang syahdu ketika menjelang sore, merindukan setiap kebersamaan dengan kawan dan sahabat dalam canda tawa dan sedih duka. Merindukan setiap kenanganku bersamamu untuk meraih mimpiku.

Agustus 2008

"waah, sejuuk.." sembari aku mengeluarkan kepalaku sedikit dari dalam mobil. Pemandangan sawah yang tak henti-henti kudapati dari kanan dan kiri jalan tol Padalarang-Cileunyi ini.
Biarpun panas, angin dan udaranya segar. Beda dengan kota tinggalku di bekasi. Disini, udaranya bercampur dan dibarengi wangi daun khas daerah yang berada di ketinggian.
"Gimana ya kampusnya.. anak-anaknya.."
Aku pun sengaja membiarkan pikiranku sejenak menerawang, mencoba mencari gambaran bagaimana lingkunganku yang baru. Sebentar lagi, aku akan memasuki kehidupan mahasiswaku, kehidupanku yang pertama kali benar-benar jauh dari keluarga. Kehidupan yang masih abu-abu, sekali lagi dalam pikiranku. Aku pun tertidur. Pulas.


Tak berapa lama, aku terbangun mendengar suara mobil yang mulai tenang. Kami sudah tiba di sebuah gerbang yang tertutup portal, dengan dua bangunan Bank yang berdiri tidak begitu jauh satu sama lain. Tidak begitu jauh dari tempat kami berdiri saat ini. Kata satpam penjaga tidak bisa lewat sini kalau mau masuk kedalam kampus. Alhasil, kami pun segera menuju jalan menanjak yang tadi ditunjukan oleh satpam penjaga itu.

ailurphobic.blogspot.com
 Jalanan menanjak itu dikelilingi oleh pohon-pohon lebat di kanan kirinya. Jalan itu tidak terlalu lebar ataupun besar. Jalannya memang teraspal, tapi tidak menjamin kondisinya masih baik. Di kiri jalan kami dapati ada sebuahbangunan tua yang bertuliskan "Universitas Winaya Mukti". Tapi, kenapa seperti tidak terawat, agak seram, batinku. Sudahlah, mungkin memang sengaja dibiarkan seperti itu oleh pengelolanya. Tak jauh dari bangunan tersebut aku melihat ada bangunan berupa menara yang tidak terlalu tinggi (belakangan baru kutahu namanya Menara Loji), jaraknya agak sedikit lebih keatas dari bangunan universitas tadi. Disana, tak jauh dari menara itu terdapat bangunan yang juga terlihat tua bertuliskan samar-samar "PMI", aku tidak terlalu sempat dengan jelas membacanya. Aku terlalu menikmati udara di Jatinangor kala itu.

www.kaskus.co.id (Menara Loji)
Kami pun tiba di sebuah gerbang lainnya yang dijaga oleh beberapa satpam, dan menanyakan kemana arah tujuan kami. Setelah bapak mengatakan aku ingin melihat kampus baruku, barulah mereka membiarkan kami lewat sembari memberikan petunjuk arah kemana jalan yang harus kami lewati untuk sampai di Fakultas yang kami tuju. "ohh, Fisip. Nanti setelah turunan bapak belok ke kanan. Gedungnya ada di sebelah kanan jalan." Ucap salah seorang dari mereka. Maklumlah, kami datang berkunjung kesana pada hari Minggu, jadi tidak semua bisa leluasa masuk, apalagi waktu sudah menunjukan hampir sore hari.


pejalanbumi.wordpress.com (Gerbang Atas Unpad untuk masuk kendaraan roda empat)

Sejenak kami pandangi gedung dengan cat putih pucat itu. Ada satu pohon besar disebelah kanannya, yang tak jauh dari sana berdiri sebuah saung yang terbuat dari batu. Cukup asri pikirku. Suasananya tenang dan tidak terlalu ramai disini, apa karena ini hari minggu. Tak lama, ibuku mengajakku turun untuk sekedar melihat-lihat lebih jauh.

Baiklah, cukup untuk berkeliling hari ini. Saatnya aku mencari calon rumah keduaku selama menuntut ilmu di tanah priangan ini. Ya, tempat kost pertamaku.

Waktu sudah menunjukan hampir pukul enam lewat sore ini. Matahari sudah mulai tenggelam dan hanya menyisakan warna jingga temaram yang mengantarkan aku beserta bapak, ibu, kedua adikku, dan kakak sepupuku di penghujung perjumpaan kami hari itu. Ya, memang hampir semua anggota keluarga intiku ikut dalam menemaniku pindahan ke Sumedang, ke tempat kostku disana. Kecuali adikku yang pertama, dia masih menuntut ilmu di sekolah kejuruan di luar kota, di pulau lain yang terkenal keindahan wisata bawah lautnya.

Rasanya hampir tidak bisa kutahan air mata yang sudah berada di ujung pelupuk mataku. Cepat sekali semua memori kebersamaanku dengan adik-adikku dirumah, kegiatanku di rumah, teman-temanku, dirinya dan hal-hal lain yang berkelebat di kepalaku. Aku akan terjaga jarak mulai hari ini, mulai sore ini. Tidak bisa semudah dulu, sesering dulu untuk bertemu. Tapi dengan cepat segera kuhentikan perasaan itu. Jangan berlebihan, hiburku dalam hati. Aku kan hanya sementara disini, lekas setelah kudapatkan gelar sarjanaku, aku akan kembali dekat dengan mereka. Sudahlah.

Segera aku berpamitan dengan kedua orang tuaku, adik-adikku, juga kakak sepupuku. Kubiarkan diriku berdiri mematung hingga bayangan mereka hilang diujung jalan yang menurun. Tertegun sejenak, kemudian lalu. Masih dengan perasaan aneh yang tidak bisa aku jelaskan. Aku pun berjalan menuju Gang kostn ku, Gg. GKPN di depan Kampus Ikopin, Jatinangor. Well, besok kehidupan mahasiswaku segera dimulai.

rumahdijual.com (Jl. GKPN)


To be continued..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar