Selasa, 29 Januari 2013

Dua Juni Dua Ribu Sepuluh



cinta untuk aku cinta untuk dia
dia dan malam saksi biru dan bisu
cintaku rapuh, cintaku malam itu
karena ragu terlalu menderu

cinta untuk dia datang dari aku
aku cinta dia sejak sajak ku mulai menulis tentang dia dan cinta nya

dia yang aku cinta
cintaku yang mencintai dia

untukmu cintaku
aku cinta kamu
disini,
saat ini,
dalam cinta ku di duajuniduaribusepuluh

Matinya Sang Rindu

serapuh mawar, setajam duri
kerinduan yang berdiri sendiri tanpa sangga
rapuh,
jatuh ke tanah
dilihat sang bulan, ditangisi oleh sang bintang
pagi ini,
sekali lagi tak bernyawa



Pagi di Wanayasa


Pagi Wanayasa,
selimut angin berlari dengan menggenggam dingin hujan
ribuan titik air, ratusan gumpalan embun bahasa pagi
dan,
jutaan rasa rindu
mengetuk, menyapa, meninggalkan

Saat Ini


mencintai dengan segala kurangmu
membuat perjuangan begitu berarti
memilikimu karena cintaku
membuat kehidupan begitu ku syukuri
meninggalkan setiap jejak lalu
mencoba menapaki sebuah kehidupan baru

                       

Ego


ego manusia,
sekeras batu, setajam karang
ego cinta,
selembut angin, serapuh kelopak
ego ku,
untuk mencintaimu



Hitam Putih


Manusia memiliki dua ego yang saling bersebrangan, berbeda.
baik dan buruk, namun seiring waktu sepertinya ego itu akan terus berkembang melahirkan banyak ego lainnya.
kebaikan, sebuah ego yang sering kali menjadi tolak ukur antar manusia kadang menipu.

Keburukan, alat pengukur kejahatan yang juga tidak saja lantas menjadi sebuah acuan manusia untuk menghakimi manusia lainnya dengan tuduhan tanpa dasar, tanpa moral, dan tanpa arti.

kebaikan dan keburukan adalah sebuah asumsi yang membuat seorang manusia memberikan persepsi mereka terhadap ciptaan sang Kuasa.

relatif, memang.

Karena semua tidak akan sama, semua tidak akan pasti dalam menilai suatu hal, sehingga manusia sering kali dibuat bingung oleh pemikiran mereka sendiri.
kebaikan yang sempurna adalah sebuah sanksi untuk tetap dijadikan predikat yang pantas untuk seseorang memang mungkin "terlihat" baik, dan begitu sebaliknya terhadap keburukan, karena tidak semua manusia memang "hitam".

 "hati adalah sebuah kotak hitam dalam kehidupan manusia."
                         


Peka


kaku lidah dalam kalimat yang menggunung
sesak.
sekali saja dengarkan hati ini, dan lihat yang ada didalam
apa kau lupa, yang terluar itu masih maya

aku di dalam, sayang
menjerit, sakit


Suara Nada Emosi

mengapa tidak semua perasaan mampu terucap keluar
padahal, ketika apa yang kita rasakan terucap, mungkin akan menambah ruang lega dalam diri
terlalu sulit kah mengutarakan apa yang ingin kita ucapkan ?
atau tidak ada keberanian dalam mengambil tindakan itu

suara, nada, emosi

tiga kata yang memiliki banyak arti, menimbulkan banyak respon, mati
tidak ada satupun yang bisa dirangkai
tidak ada satupun yang mampu disampaikan
mati, kata-kata itu telah mati sebelum ia bisa keluar dan terdengar

Lelucon Kisah


"aku memimpikan kisah cinta negeri dongeng.."
"bah! itu lelucon, nak.. jangan kau masuk dalam impian sampah itu"
"tapi aku menginginkannya, sungguh. bukankah itu gunanya sebuah impian ?"
"kau ada dalam sebuah realita, bukan kemaayaan belaka, bangun!"
"......"

imajinasi
mimpi yang terbentur  realita, ego manusia

Untukmu Kekasihku


aku tau awanmu, runtuh
sebelum sempat ia menghitam, mendung

kini saat kau rindu, tanah pijak mu tak lagi basah
padahal, pernah kau abaikan rasa dingin itu
dulu.

itu manusia, sayang
tak sempurna bila gadingnya tak retak

aku tau rindu datang padamu
sepanjang malam, aku tau sayang
aku ingat sesal pun bertamu
sepanjang malam, aku pun tau

kini saat kau rindu, tanah pijak mu tak lagi basah
kini hening.
tak apa, sayang
ini bukan akhir, majulah, bertahanlah, kuatlah
tak apa, sayang
aku tau kau lelah, berpeluh, berjuang, teruskanlah

percayalah
yang disurga telah mengerti
biarkan lelapnya dalam bahagia, dan penuh bangga

padamu, awan kecilnya
untukmu, kasih sayangnya


Utuh

terlalu sulit untukku memecah karang
sedang, dakian terjal kehidupan terus berlanjut
waktu datang, waktu yang pergi
ego yang meradang telah lapuk termakan usang

sedikitpun, tak pernah datang keinginan merubah sajak cerita yang telah kubuat
mengertilah
kumohon bersabarlah
tunggu aku mengikutimu, aku hampir sampai, sayang

dalam puing letih, ada cinta sejati yang tertatih
dalam harap, aku ingin kisah ini tak akan habis
selalu dan untuk saat ini
aku mencintaimu


Terang


waktu kisah yang terus berlalu
iringan cerita, jalinan cinta
terpekur, termangu menatap awan

kegembiraan yang meninggalkan goresan luka pada kerikil hitam di ujung jalan
ternyata, kurangku merubahmu
apa kau menyesali adanya aku

sekali lagi teruji

tapi lihatlah, akan ada terang yang kutemukan

berkata pada diam,
takkan kurubah apapun dalam laku ku padamu
kekuranganmu, bukan kebosananku
bukan juga jelaga hitam dalam hidupku

lihatlah, akan ada terang yang kutemukan, sayang

perlakuanku, cintaku. ketulusanku.

Cerita Malam


Dalam gelap realita dusta
tumbuh sekelumat lumut tak berbunga
kelam malam hidup tanpa cahaya
sinar bulan yang mati, jerit malam memekik

bersyukurlah,

realitaku bukan dusta
lumutku berbunga, indah walau tak terlihat
malam ku berbayang, cahaya lembut nan redup

aku mencintaimu, malam
saat menumpahkan doa, menuliskan cerita





Pengemis Kecil


lihatlah tuan, apa yang kau lakukan pada mereka
senjanya telah kau ambil, sementara pagi mereka telah kau curi
tidakkah kau melihat ada rana harapan dalam tatap nanarnya

lengan kecil, busana lusuh
membawa puing gitar buangan
berjalan dalam lirih kebisingan
bernafas dalam nafas kelaparan